Kota Malang Targetkan Raih Adipura


Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, berupaya merealisasikan target prioritas program pembangunan berkelanjutan terutama pengelolaan persampahan sekaligus meraih Adipura.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Malang, Jawa Timur, Noer Rahman Wijaya mengatakan pengelolaan persampahan menjadi perhatian utama. Dalam rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Banyuwangi beberapa waktu lalu, salah satu yang dibahas adalah upaya pemerintah daerah menekan timbulan sampah sampai 40% di tahun 2025.

“Secara pengelolaan sampai 2025, diharapkan ada pengurangan di angka 30%. Sampai 2023 ini, kita mengurangi sampah masih di angka 24%,” tegas Rahman, Senin (20/11).

Sejauh ini kinerja persampahan dari pengurangan sampah, penanganan sampah, sampah terkelola dan sampah belum terkelola. Ia menjelaskan timbulan sampah di Kota Malang terus meningkat semula 680 ton per hari menjadi 715 ton-720 ton per hari. Adapun timbulan sampah harian sesuai data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022 sebesar 764,79 ton. Sedangkan timbulan sampah tahunan mencapai 279.148,37 ton.

“Jadi terobosan terus kita lakukan, hal itu diperlukan bukan saja mengandalkan KSM (kelompok swadaya masyarakat), akan tetapi perlu terobosan lainnya. Sehingga upaya pengurangan sampah signifikan membawa dampak positif pada tahun 2024-2025,” katanya.

Saat ini, DLH Kota Malang berupaya meraih Adipura seperti tahun sebelumnya. Ia optimistis memenuhi harapan warga Kota Malang untuk mendapatkan penghargaan tertinggi lingkungan hidup tersebut. Sebab, petugas kebersihan Kota Malang bekerja tiada henti. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab memastikan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

Udara yang sehat dan bersih imbas bertambahnya ruang terbuka hijau publik dan privat sampai mencapai 30%. Hal itu guna memberikan hak masyarakat atas lingkungan hidup yang berkualitas. Dari sisi estetika, taman kota dan hutan kota terawat dengan baik menjadi bagian penting destinasi pariwisata ramah lingkungan. Indeks kualitas lingkungan hidup pun terus ditingkatkan melibatkan kerja bersama organisasi perangkat daerah, akademisi dan pemangku kepentingan lainnya. Program kampung iklim juga dipacu dengan target satu kelurahan satu kampung iklim.

“Program konservasi lingkungan 2024 masuk tahapan penilaian verifikasi satu Adipura. Tahun 2022 dan 2023 kita dapat adipura, harapannya terus mempertahankan itu. Ini sesuai arahan Pak Penjabat Wali Kota Malang,” ucapnya.

Kota Malang menghadapi tantangan persampahan yang kompleks. Demikian juga daerah lainnya, bahkan seluruh negara menghadapi problem persampahan serupa. Sampah terbanyak di Kota Malang berasal dari 846.126 jiwa penduduk Kota Malang secara permanen.

Volume sampah akan terus meningkat mengingat laju pertumbuhan penduduk sesuai data BPS sebesar 0,14% pada 2022 ketimbang 2021 hanya 0,13% dan 0,28% pada 2020. Timbulan sampah itu masih ditambah banyaknya wisatawan yang berkunjung di Kota Malang imbas pertumbuhan pariwisata.

Termasuk migrasi penduduk khususnya mahasiswa yang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta pada 2022, jumlahnya mencapai 22.353 jiwa tersebar di lima kecamatan.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan, pengurangan timbulan sampah ditargetkan tercapai 30% pada 2025. Itu sebabnya diperlukan terobosan, inovasi, sinergi dan kolaborasi berbagai pihak. Kesadaran masyarakat diperlukan dalam mewujudkan lingkungan hidup yang lestari.
Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama